Perbedaan Masyarakat Kota dengan Pedesaan

Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan

Hasil gambar untuk amsterdam village


  1. Kota Bekasi dan Desa Jatisampurna


Kecamatan Jatisampurna merupakan bagian dari Kota Bekasi yang terletak di wilayah Selatan Kota Bekasi.
Sesuai Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 04 Tahun 2004 tentang Pembentukan Wilayah Administratif Kecamatan dan Kelurahan Kota Bekasi, luas wilayah administratif Kecamatan Jatisampurna 1.943,74 Ha terbagi dalam :
  • Kelurahan Jatisampurna dengan luas area  385,90 Ha
  • Kelurahan Jatikarya dengan luas areal 495,60 Ha
  • Kelurahan Jatiranggon dengan luas area 328,20 Ha                                                                                                                                                                                                                                            
  • Kelurahan Jatirangga dengan luas area 319,79 Ha
  • Kelurahan Jatiraden dengan luas area 414,25 Ha
Serta terdiri dari  343 RT dan 68 RW.
Berdasarkan pembentukannya batas Kecamatan Jatisampurna  adalah :
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kali sunter/Kelurahan Pondok Ranggon Provinsi DKI Jakarta
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pondok Melati
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jatiasih dan Kabupaten Bogor
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 07  Tahun 2008 tentang Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kota Bekasi, Kecamatan Jatisampurna merupakan  perangkat daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kota Bekasi yang dipimpin oleh Camat. Pemerintah Kecamatan mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan sebagian kewenangan Walikota di wilayah kerjanya berdasarkan pelimpahan wewenang untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

       2. Lingkungan Hidup :

Kota:
lingkungan hidup di kota lebih banyak di dominasi oleh bangunan tinggi, lapisan beton, dan aspal. Hal tersebut berpengaruh pada kebersihan udara dan suasana yang di hasilkan. udara di kota lebih cenderung panas dan kotor karena polusi udara dari banyaknya kendaraan berlalu lalang di jalan, selain itu juga suasana di kota bisa terbilang bising jauh dari ketenangan.

Desa:
Lingkungan hidup di desa masih dekat dengan lingkungan alam asli atau alam bebas, sehingga wilayah pedesaan lebih banyak didominasi oleh ruang terbuka hijau. Udara di desa akan cenderung bersih dan segar serta memiliki suasana yang tenang.


      3.  Mata Pencarian

Kota:
tingkat kepadatan penduduk dan kurangnya ketersediaan lahan di kota mendorong sektor perekonomian sekunder seperti industri, dan sektor perekonomian tersier seperti jasa lebih berkembang di kota.

Desa:
tingkat kepadatan penduduk dan  ketersediaan nya lahan juga mendorong sektor perekonomian primer lebih berkembang di desa. Sektor perekonomian primer yang berkembang di desa seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, hingga peternakan.

     4. Stratifikasi Sosial

Adanya perbedaan sistem perekonomian di desa dan di kota juga mendorong adanya perbedaan stratifikasi sosial diantara keduanya. Sektor ekonomi sekunder dan tersier yang lebih berkembang di kota pasti memerlukan banyak keahlian khusus dan spesifik dibandingkan kebutuhan pada sektor perekonomian primer di desa. Oleh sebab itu, jenis lapangan pekerjaan di kota juga relatif lebih banyak atau bersifat heterogen dibandingkan di desa.Kondisi tersebut juga berpengaruh pada perbedaan penghasilan yang didapatkan oleh masyarakat desa dan masyarakat kota, dimana diversitas pekerjaan yang menyebabkan terjadinya variasi penghasilan yang tinggi terutama di kota. Kondisi tersebut mengakibatkan perbedaan yang mencolok antar yang kaya dengan yang miskin di kota dibanding di desa yang masyarakatnya cenderung terlihat sama, sebagai salah satu contoh ketimpangan sosial di masyarakat kota.
     
    5. Corak Kehidupan Sosial

Kota:
corak kehidupan di kota lebih bersifat heterogen, atau bermacam-macam. Penduduk atau masyarakat kota biasanya berasal dari latar belakang yang berbeda beda, seperti perbedaan etnik atau suku, agama, dan lain sebagainya. Sehingga nilai dan norma yang ada di kota mudah memudar karena mudahnya aspek-aspek perubahan sosial masuk serta mudahnya perkembangan sosial terjadi di kota.

Desa:
corak kehidupan di desa lebih relatif homogen, atau hanya memiliki satu macam latar belakang yang sama. Kehidupan di desa juga cenderung sama saja dari waktu ke waktu, hal ini dapat disebabkan karena adanya nilai dan norma di desa yang masih terus dijadikan sebagai pedoman dan sulitnya perkembangan terjadi di desa.

   6. Pola Interaksi Sosial

Kota:
masyarakat kota tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitarnya atau bahkan dengan tetangganya sendiri. Hal ini yang mendorong masyarakat kota pada umumnya tidak terbiasa untuk bergantung pada orang lain. Oleh sebab itu, masyarakat kota cenderung memiliki sifat individualis dan bersifat rasional, sehingga rasa kekeluargaan dan keakraban masyarakat di kota kurang terasa dibanding di desa.

Desa:
masyarakat desa cenderung mudah membangun atau memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitar maupun dengan tetangganya. Dimana masyarakat desa biasanya lebih menekankan pada unsur saling bergantung satu sama lain dan unsur kebersamaan.







Comments